Senin, 15 November 2010

Aksi Anarkis Mahasiswa Makassar

Demo mahasiswa se-Makassar menentang kedatangan SBY-Budhiono pada tanggal 20 Oktober 2010 sempat menarik simpatik masyarakat. Kedatangan SBY ke Makassar ini dalam rangka menghadiri HUT Sulawesi Selatan ke 431 dan membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur se-Indonesia.

Memang kedatangan orang nomer satu di negara ini menuai banyak protes, khususnya para mahasiswa. Pada awalnya mereka hanya menggelar aksi damai bertepatan dengan satu tahun pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu jilid ke-2. Akan tetapi aksi yang awalnya berjalan dengan damai, berbalik arah menjadi aksi anarki.

Bentrok terjadi antara mahasiswa dengan petugas keamanan, mahasiswa saling lempar batu melawan personel Samapta dan Brimob Polda Sulselbar di Jalan Raya Pendidikan, Makassar. (sumber: okezone.com)

Aksi anarkis tersebut seharusnya tidak terjadi, jika kedua belah pihak dapat saling mengerti. Mahasiswa juga tidak akan melakukan hal yang dapat merusak moral bangsa tersebut apabila mereka diberi ruang untuk menyalurkan aspirasi dan saran demi kemajuan bangsa ini.

Dan di pihak pemerintah harus lebih menigkatkan kinerja secara optimal agar cita-cita bangsa Indonesia dapat tercapai, sehingga tidak ada lagi tindakan yang apat merusak citra negeri ini di mata dunia.

Saya ditahun 2012

Kalau Saya disuruh berandai-andai seperti apakah Saya dua tahun yang akan datang, pasti Saya akan sangat bingung. Pastinya, Saya ingin menjadi orang yang baik lagi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Mungkin ditahun 2010 Saya sudah melesaikan skripsi di Universitas Indonesia dan bergelar Sarjana. Setelah selesai menyelesaikan perkuliahan di Gunadarma, Saya akan mencoba melemar pekerjaan di perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi.

Menurut Saya, perusahaan dibidang tersebut sangat menunjang dari apa yang Saya tempuh di perguruan tinggi. Mengapa Saya memilih pilihan tersebut, karena kinerja perusahaan telekomunikasi memerlukan inovasi-inovasi baru yang berpegang kuat pada sistem informasi. Sehingga, sejalan dengan bidang yang saya tekuni selama ini.

Di samping Saya menjadi karyawan di perusahaan tersebut, Saya akan mencoba suatu bisnis yaitu warung internet. Saat ini, Saya berandai-andai untuk memiliki usaha warnet dengan modal yang saya menyisihkan dari sebagian gaji Saya sebagai karyawan swasta.

Semoga mimpi Saya tersebut dapat tercapai, sehingga Saya dapat membahagiakan kedua orang tua, sehingga hidup Saya menjadi barokah dunia dan akhirat.

Banyak Mall, Banyak Masalah !

Bagi sebagian orang, keberadaan pusat perbelanjaan merupakan bentuk cermin dari perkembangan suatu kota. Semakin banyak pusat perbelanjaan yang ada, semakin maju dan modern pula kota tersebut.

Tetapi apakah benar, banyaknya pusat perbelanjaan dapat mencerminkan taraf hidup masyarakat di kota tersebut semakin meningkat? Pada kenyataannya, semakin banyak pusat perbelanjaan yang dibangun maka semakin meningkat juga pola konsumtif dan bertambah padatnya aktivitas masyarakat.

Margonda Raya, merupakan bukti nyata dari kota yang dipadati dengan pusat perbelanjaan. Terdapat 5 pusat perbelanjaan dalam satu jalan, yaitu Margo City, Depok Town Square, D Mall, Plasa Depok dan ITC Depok. Tata letak dari pusat-pusat perbelanjaan tersebut sangat berdekatan, sehingga sering menimbulkan kemacetan.

Margo City dan Depok Town Squre, dua mall ini saling berhadapan sehingga dalam sekali waktu warga Depok dapat mengunjungi kedua tempat tersebut. Hal ini menimbulkan dampak negatif bagi lalu lintas. Saat kendaraan melawati dua tersebut, dengan terpaksa para pengemudi harus jalan merayap karena banyak dari angkutan umum berhenti dan mengambil penumpang dari tempat tersebut.

Kejadian yang sama juga terjadi di depan Plasa Depok dan ITC Depok. Ditambah dengan rencana pembangunan pusat perbelanjaan Saladdin Square yang berhadapan percis dengan ITC Depok, bisa dibayangkan akan seperti apa kota Depok nanti.

Muhamad Khafid Widianto salah satu warga Depok menuturkan, Ia sangat terganggu dengan tata letak mall-mall di Kota Depok karena jaraknya sangat dekatan dengan terminal, sehingga menimbulkan kemacetan dari pagi sampai malam hari.

Selain itu, dampak yang ditumbulkan dari pola konsumtif bisa membahayakan perekonomian Kota Depok. Apabila pembangunan pusat perbelanjaan semakin banyak maka persaingan mall-mall tersebut juga semakin meningkat. Sehingga nilai jual dari mall tersebut satu per satu akan turun.

Tampak jauh berbeda ketika melihat pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bekasi. Meski di sana juga mempunyai banyak pusat perbelanjaan, tetapi unsur tata kota yang baik masih dipegang teguh oleh kota tersebut. Seharusnya Kota Depok dapat belajar dari Kota Bekasi dalam perencanaan tata kota khususnya dalam pembangunan pusat perbelanjaan.

Pada penimbang Perda Kota Depok Thn. 2003 tentang Izin Pemanfaatan Ruang dijelaskan, “ Bahwa untuk meningkatkan pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan di Kota Depok perlu memperhatikan kesesuaian dan keselarasan fungsi.”

Apabila tata letak dan ruang di Kota Depok dapat di atur lebih baik lagi, pasti tidak akan terjadi hal-hal yang dapat merugikan warga Depok sendiri. Setiap pembangunan pusat perbelanjaan seharusnya berpegang teguh dan selaras pada peraturan daerah kota tersebut. Sehingga pembangunan pusat perbelanjan tidak sia-sia dan dapat berfungsi bagi banyak orang. n Srie Mulia

Didin Mau Ketemu Obama

Suatu malam si Didin sedang menonton acara berita di televisi. Lalu Ia melihat berita tentang kedatangan Obama ke UI. Dan kemudian Pak Eko pun datang.

Didin : Obama? Siapa tuh? Kayanya pernah denger deh aku.

Pak Eko : Aduh Didin… masa Kamu tidak tau Obama itu siapa?

Didin : Ohh.. Aku ingat. Obama itu yang sering ada di iklan kampus swasta itu kan?

Pak Eko : Hehehe iya, tapi bukan itu. Obama adalah Presiden Amerika Serikat .

Didin : Ohh.. Presiden yang dulu pernah tinggal di Indonesia ya Pak Eko?

Pak Eko : Betul Din, dulu Obama pernah bersekolah SD di Menteng.

Didin : Wahh kalo begitu Aku mau ke UI ahh, biar ketemu langsung sama Obama.

Pak Eko : Boleh.. Boleh..

Pemilihan Ketua Senat

Organisasi tertinggi di FISIP UPN Veteran Jakarta ini siap adakan pemilihan ketua Senat periode 2010/2011. Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 2 November 2010 dengan mengusung tema “One Faculty One Goal”.

“Perekrutan kandidat ketua Senat telah ditutup pada (28/10), dengan persyaratan IP minimal 3.00 dan merupakan salah satu anggota BEM atau Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ),” ungkap M. Noval Kamali, selaku penanggung jawab. Acara ini akan diisi dengan sambutan oleh dekan fakultas dan wakil dekan I, penyampaian visi misi dan sesi tanya jawab, serta debat kadidat.

Dalam depat kandidat, para calon ketua diminta untuk memaparkan pendapatnya mengenai upaya untuk menjebatani kedua Jurusan yang ada di FISIP UPN dan memonitoring BEM serta menampung aspirasi dari club-club yang ada di fakultas ini.

Pemungutan suara akan dilakukan secara tertutup, yaitu dengan diwakili 25 orang dari HMJ Komunikasi dan 25 orang dari HMJ Hubungan Internasional. Meraka akan diberi hak pilih untuk menentukan siapa yang pantas menjadi katua Senat. Dan berikut merupakan para kandidatnya, Vita Dekasari, Andri Pambudi, Rachel Sophia Amanda dan Leonardus Hendrasmara Prima n Srie Mulia