Sabtu, 26 Desember 2009

KEBURUKAN STRUKTUR ORGANISASI GARIS/STAFF dan FUNGSIONAL

Struktur Organisasi Garis mengenal suatu komando, sehingga tiap-tiap tugas dalam organisasi hanya mengenal satu pemimpin. Dengan demikian ketegasan dalam perintah dan disiplin lebih terjamin.

Kebaikan Organisasi Garis :
1.Garis tanggung jawab dan wewenang yang langsung bersifat sederhana serta mudah untuk dimengerti.
2.Disiplin dan pengawasan dipermudah karena jelasnya saluran perintah.
3.Keputusan dapat dibuat lebih cepat.
4.Jika digunakan secara tepat, dapat memiliki fleksibilitas terhadap perubahan keadaan.

Keburukan Organisasi Garis :
1.Pertumbuhan fungsi garis tanpa perkembangan fungsi staf akan membebani tanggung jawab adminstratif secara berlebihan.
2.Sulit untuk memperoleh dana dan melatih karyawan yang serbabisa.
3.Diperlukan pemimpin organisasi yang cakap dan berpengetahuan luas.
4.Sering kali terjadi kurang adanya koordinasi anter bagian secara horisontal.


Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Didalam lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena dapat memudahkan melakukan pengawasan

Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
6. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
7. Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama


Keburukan struktur organisasi fungsional diantaranya :
1. Kepala sekolah bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
2. Koordinasi sulit dilaksanakan
3. Kepala sekolah memiliki jabatan lebih tinggi dibandingkan guru dan karyawan TU lainnya sehingga inspeksi sulit dilaksanakan

Dalam hal ini struktur organisasi garis / staff dan fungsional memang sangat berbeda baik dalam hal keburukan maupun kebaikannya.

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI DALAM PENINGKATAN KOORDINASI KERJA DI PDAM TIRTANADI DELITUA

Sumber :
RAMADHAN SYAHPUTRA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBINAAN MASYARAKAT INDONESIA MEDAN-2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia dapat dipenuhi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada didalam, sumber daya alam merupakan suatu abstraksi yang mencerminkan apresiasi manusia dan berhubungan dengan suatu fungsi atau operasi. Pelaksanaan kegiatan tidaklah dapat berjalan dengan baik tanpa adanya koordinasi antara bagian-bagian atau masing-masing pihak dengan baik pula didalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam perusahaan ini akan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain sehingga keberhasilan dari suatu kegiatan akan berpengaruh pula terhadap kegiatan lainnya. Demikian juga seandainya terjadi suatu kegagalan dari suatu kegiatan maka kegagalan ini akan berpengaruh pada kegiatan yang lain, akibat ini dapat berwujud hambatan bagi terlaksananya kegiatan yang lain tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan pembahasan dan menganalisa masalah struktur organisasi dan hubungannya dalam meningkatkan koordinasi kerja para karyawan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi Dalam Peningkatan Koordinasi Kerja Di PDAM Tirtanadi Delitua”.
B. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin penulis kemukakan yang diteliti yakni, pada perusahaan PDAM Tirtanadi Delitua “Struktur organisasi perusahaan belum dapat sepenuhnya melakukan peningkatan terhadap koordinasi kerja pada PDAM Tirtanadi Delitua, sebagai rencana kerja yang ditetapkan belum sepenuhya berjalan dengan baik”.
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis melakukan penelitian adalah : - Untuk mengetahui struktur organisasi yang ditetapkan di PDAM
Tirtanadi Delitua. - Untuk mengetahui sistem koordinasi yang diterapkan di PDAM Tirtanadi Delitua. - Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan koordinasi kerja di PDAM Tirtanadi Delitua.
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian tersebut adalah : - Bagi PDAM Tirtanadi Delitua, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan pemasukan dalam pembentukan struktur organisasi terhadap peningkatan koordinasi kerja karyawan. - Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam rangka mengembangkan wawasan keilmuan dan kemampuan berfikir. - Sebagai referensi pemula bagi peneliti lainnya yang memilih masalah atau objek yang sejenis dan sama.
BAB II LANDASAN TEORI
Pengertian, Unsur dan Jenis Struktur Organisasi Dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah gambaran suatu skematis tentang hubunganhubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam suatu badan dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan.
Unsur-Unsur Struktur Organisasi Spesialisasi kegiatan Standarisasi kegiatan Koordinasi kegiatan Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan Ukuran unit kerja
Berikut ini penjelasan dari unsure-unsur yang membentuk struktur organisasi :
a. Spesialisasi Kegiatan Spesialisasi kegiatan mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalan organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan pengaturan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (Departementasi).
b. Standarisasi Kegiatan Standarisasi kegiatan merupakan prosedur yang digunakan organisasi Untuk menjamin kelayakdugaan kegiatan-kegiatannya. Menstandarisasi berarti menjadikan seragam dan taat azas. Para menejer menggunakan uraian pekerjaan, instruksi pelaksanaan peraturan dan ketetapan untuk menstandarisasi pekerjaan bawahan.
c. Koordinasi Kegiatan Koordinasi kegiatan yaitu prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi sub unit organisasi untuk menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada didalam pencapaian tujuan.
d. Sentralisasi dan Disentralisasi Pengambilan Keputusan Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan keputusan dapat diambil pada tingkat tinggi. Salah satu manfaat utama dari sentralisasi adalah dia memberikan kesatuan arah dan koordinasi keputusan-keputusan diserahkan kepada mereka yang di Top Organisasi atau kepada kebijakan-kebijakan prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang sangat membatasi wewenang mereka yang lebih mudah dalam oraganisasi dalam mengambil keputusan, hasilnya adalah bahwa diperolehnya keseragaman arah dan tingkat koordinasi yang lebih besar. e. Ukuran Unit Kerja Ukuran unit kerja mengacu pada penentuan jumlah karyawan pada suatu kelompok kerja apabila karyawan terbagi atas spesialisasi yang terlalu banyak maka akan menambah koordinasi kerja.

A. Jenis-Jenis Struktur Organisasi
Struktur organsasi dibagi atas :
A. Organisasi lini (Line Organization)
B. Organisasi Lini dan Staf (line and Staff Organization)
C. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
D. Organisasi Lini, Staf dan Fungsional (Line, Staff, and Functional Organization)
E. Organisasi Komite (Committes Organization)
Berikut ini penjelasan dari struktur organisasi :
A. Organisasi lini (Line Organization) Dalam organisai ini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya.
Kebaikannya :
• Kesatuan pimpinan dan asas kesatuan komando tetap dipertahankan sepenuhnya.
• Garis komando dan pengendalian tegas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran karena pimpinan langsung behubungan dengan karyawan.
• Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan, dan intruksi-intruksi berjalan cepat, tidak bertele-tele.
Keburukannya :
• Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat dibedakan.
• Ada kecenderungan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak secara otoriter/diktator.
• Maju dan mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan saja.

B. Organisasi Lini dan Staff Organisasi lini dan staff (line and staff organization) ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Kombinasi ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kebaikan kebaikannya dan meniadakan keburukan-keburukannya.
Kebaikannya :
• Asas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan tetap berada dalam satu tangan saja.
• Adanya pengelompokan wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf.
• Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan, staf dan terlaksana.
Keburukannya :
• Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan nasihat.
• Solidaritas dan esprit de corps karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
• Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit atau bagian menganggap tugas-tugasnyalah yang terpenting.

C. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat Dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Kebaikan dan keburukan organisasi fungsional ini adalah :
Kebaikannya :
• Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
• Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh seoptimal mungkin.
• Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing.
Keburukannya :
• Para bawahan sering bingung karena mendapat perintah dari beberapa orang atasan.
• Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan. 15. Para karyawan sulit mengadakan alih tugas.

D. Organisasi Lini, Staf dan Fungsional Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada tingkat dewan komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada tingkat midle manager diterapkan tipe organisasi fuingsional. Organisasi lini, lini dan staf, serta fungsional ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks. e. Organisasi Komite Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif.Kebaikan dan keburukan organisasi Komite yaitu :
Kebaikannya :
• Keputusan yang diambil relatif lebih baik, karena diputuskan oleh beberapa orang.
• Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/diktator dapat dicegah.
• Pembinaan dan partisipasi dapat ditingkatkan.
Keburukannya :
• Penanggung jawab keputusan kurang jelas, sebab keputusan merupakankeputusan bersama.
• Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar.
• Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting suara.

B. Pengertian, Sifat dan Jenis Koordinasi
Pengertian Koordinasi
Dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal bagi tercapainya tujuan tertentu.
Jenis-Jenis Dan Sifat Koordinasi Koordinasi dibedakan menjadi :  Koordinasi Vertikal yaitu kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.  Koordinasi Horizontal yaitu mengkoordinasikan tindakan.-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatankegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalan tingkat organisasi yang setingkat.
Sifat-sifat koordinasi  Koordinasi bersifat dinamis dan bukan statis.  Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang menejer dalam mencapai tujuan dan sasaran.  Koordinasi meninjau suatu pekerjaan secara menyeluruh.
C. Cara Mengadakan Koordinasi
Cara mengadakan koordinasi, dapat dilakukan dengan cara :  Memberikan keterangan langsung dengan secara bersahabat, keterangan mengenai pekerjaan saja tidak cukup, tetapi karena tindakan-tindakan yang tepat harus diambil untuk menciptakan, menghasilkan koordinasi yang diharapkan.  Mengusahakan agar pengetahuan dan perencanaan tujuan yang akan dicapai oleh anggota tidak menurut masing-masing anggota dengan tujuannya sendiri. Tujuan ini adalah tujuan bersama.  Mendorong anggota untuk bertukar pikiran untuk mengemukakan ideide dan lain-lain.  Mendorong anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan penciptaan sasaran.
D. Hubungan Struktur Organisasi Terhadap Koordinasi Kerja
Yang menjadi hubungan antara struktur organisasi dan koordinasi kerja yakni apabila struktur organisasi didalam suatu perusahaan baik maka tujuan akan tercapai dan koordinasi kerja dapat ditingkatkan, sebaliknya jika struktur organisasi suatu perusahaan tidak tersusun dengan baik maka terjadilah hambatan-hambatan bagi terlaksananya kegiatan dan koordinasi kerja tidak dapat ditingkatkan.

BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan dikantor PDAM Tirtanadi Delitua di Jalan Pamah Delitua Medan. Waktu penelitian mulai bulan Februari 2009 s/d April 2009
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan unit atau objek penelitian meliputi seluruh karyawan yang ada di PDAM Tirtanadi Delitua berjumlah 52 orang, yang ditarik secara strata berdasarkan golongan. Sampel adalah unit atau objek penelitian yang ditarik dari populasi untuk mewakili populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian, mengingat banyaknya populasi maka ditarik sebagian sebagai mewakili populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan pengumpulan data melalui  Library Research (Penelitian Kepustakaan)  Field Research (Penelitian Lapangan)
D. Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data yang dikumpulkan, penulis menggunakan metode yaitu :
1. Metode deskriptif
2. Metode kuantitatif
a. Corelation Product Moment Pearson
b. Koefisien Determinasi
c. Uji t