Menurut sebagian masyarakat aksi demo yang berujung anarki merupakan aksi yang diakhiri dengan kekerasaan, berbeda dengan Wenry Anshory Putra. Mahasiswa berideologi tinggi ini berpendapat, seharusnya sebelum mengkatagorikan suatu aksi demo tersebut anarki, sebaiknya kita wajib mengetahui arti apa anarki itu sendiri.
“Istilah anarki bukan suatu tindak kekerasan, melainkan cara berjuang dari mahasiswa. Ketika suara rakyat dihambat oleh kekuasaan, disitulah aksi sosial tersebut bermain hingga mahasiswa turun ke jalan,” ujarnya dengan lugas.
Mahasiswa yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAM-I) ini mengungkapkan, Ia sering melangalami bentrok dengan petugas keamanan saat di akhir demonstari. “Demo paling parah yang pernah Saya ikuti pada Selasa (2/3) mengenai masalah Bank Century di depan Istana Negara, 3 kali para pendemonstran dihujani peluru karet,” ujar cowok gemar membaca.
Wenry menjelaskan, demo yang berakhir bentrok tidak penah direncanakan sebelumnya, kejadian tersebut murni dinamika di lapangan. “Ketika memperjuangkan aspirasi masyarakat, mati sekali pun tidak menjadi masalah, itu yang membedakan pendemonstran yang tidak dibayar dengan pendemonstran yang bayaran,” pungkasnya kepada Ecola kemarin. n Srie Mulia